Berita

Persiapan PTM

Apa arti PTM dalam sekolah?

Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas yang akan dilaksanakan ini berbeda dengan sekolah biasa seperti saat sebelum ada pandemi Covid-19

Sesuai instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 2021 tentang Perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Berbasis Mikro menyatakan, kabupaten/kota yang berada di zona merah melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau pembelajaran online. Sedangkan kabupaten/kota di luar zona merah melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan pengaturan teknis dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) dengan penerapan protokol kesehatan (prokes) yang ketat. Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas yang akan dilaksanakan ini berbeda dengan sekolah biasa seperti saat sebelum ada pandemi Covid-19.


Sumber : Kompas.com

Simulasi AKM

Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di gantikan dengan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) atas dasar Hasil Rapat Terbatas Pembahasan UN, 24 Maret 2020 yang tertuang di dalam Surat Edaran Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (kemendikbudristek) Nomor 4 Tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat Covid-19. Oleh karena itu, pada hari Kamis, 26 Agustus 2021. SMK Negeri 4 Kuningan menggelar simulasi AKM untuk kelas 11 yang dilaksanakan di lab komputer SMK Negeri 4 Kuningan selama 1 hari dengan membatasi peserta simulasi sebanyak 15 orang dalam 1 ruangan serta peserta simulasi menerapkan protokol kesehatan secara ketat guna mencegah penyebaran virus Covid-19.

Apa itu AKM (Asesmen Kompetensi Minimum)?

Assessment Kompetensi Minimum (AKM) adalah penilaian kompetensi mendasar yang diperlukan oleh semua murid untuk mampu mengembangkan kapasitas diri dan berpartisipasi positif pada masyarakat. Terdapat dua kompetensi mendasar yang diukur AKM; literasi membaca dan literasi matematika (numerasi). Baik pada literasi membaca dan numerasi, kompetensi yang dinilai mencakup keterampilan berpikir logis-sistematis, keterampilan bernalar menggunakan konsep serta pengetahuan yang telah dipelajari, serta keterampilan memilah serta mengolah informasi. AKM menyajikan masalah-masalah dengan beragam konteks yang diharapkan mampu diselesaikan oleh murid menggunakan kompetensi literasi membaca dan numerasi yang dimilikinya. AKM dimaksudkan untuk mengukur kompetensi secara mendalam, tidak sekedar penguasaan konten.

Literasi membaca didefinisikan sebagai kemampuan untuk memahami, menggunakan, mengevaluasi, merefleksikan berbagai jenis teks tertulis untuk mengembangkan kapasitas individu sebagai warga Indonesia dan warga dunia dan untuk dapat berkontribusi secara produktif kepada masyarakat.

Numerasi adalah kemampuan berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari pada berbagai jenis konteks yang relevan untuk individu sebagai warga negara Indonesia dan dunia.

Apa yang diukur dalam AKM?

Mutu yang diukur menggunakan 3 Instrumen.

  1. Asesmen Kompetensi Minimum, mengukur literasi membaca dan numerisasi sebagai hasil belajar kognitif.

  2. Survei Karakter, mengukur sikap, kebiasaan, nilai-nilai (values) sebagai hasil belajar non-kognitif.

  3. Survei Lingkungan Belajar, mengukur kualitas pembelajaran dan iklim sekolah yang menunjang pembelajaran.

Siapa saja yang mengikuti AKM Nasional?

  1. Siswa

  • Untuk persekolahan peserta adalah sampel siswa Kelas 5, 8, dan 11 (dipilih secara acak).

  • Untuk pendidikan kesetaraan peserta adalah warga belajar kelas 6, 9, 12 yang memerlukan.

  • Setiap peserta mengerjakan AKM, Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar.

2. Guru

Semua guru mengerjakan Survei Lingkungan Belajar secara mandiri.

3. Kepala Satuan Pendidikan

Semua kepala satuan pendidikan mengerjakan Survei Lingkungan Belajar secara mandiri.

Tujuan Asesmen Nasional

  • Literasi membaca dan numerisasi adalah dia kompetensi minimum bagi murid untuk bisa belajar sepanjang hayat dan berkontribusi pada masyarakat.

  • Meningkatkan kemampuan literasi peserta didik.

  • Mengembangkan potensi murid secara utuh.

  • Asesmen nasional mendorong mengembangkan sikap, nilai (values), dan perilaku yang mencirikan Pelajar Pancasila.

  • Hasil Asesmen Nasional perlu digunakan untuk diagnosis masalah dan perencanaan perbaikan pembelajaran oleh guru, kepala sekolah, dan dinas pendidikan.

Penggunaan Hasil Asesmen Nasional

Pemetaan mutu sistem pendidikan

  • Hasil Asesmen Nasional 2021 tidak digunakan untuk menilai prestasi peserta didik ataupun kinerja guru dan sekolah.

  • Laporan hasil Asesmen Nasional 2021 diberikan kepada guru dan sekolah sebagai alat untuk melakukan evaluasi diri dan perbaikan pembelajaran.

  • Murid, orangtua, guru dan sekolah tidak perlu cemas dan tidak perlu me